Istilah seni kerajinan diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan dengan tangan dan membutuhkan keterampilan tertentu. Seni kerajinan memiliki latar belakang historis berangkat dan berkembang dalam kategori tradisional, yang berlandaskan pada persepsi wawasan keselarasan dan keseimbangan hidup.
Dengan demikian, seni kerajinan lahir dari sifat rajin, terampil atau keprigelan tangan manusia, yang dapat menghasilkan benda - benda pakai maupun benda - benda hias, baik sebagai benda penghias interior maupun benda hias eksterior. Oleh karena itu seni kerajinan di samping memiliki nilai guna juga memiliki nilai - nilai budaya
Karya kerajinan dari tiap daerah memiliki ciri atau keistimewaan, baik dalam ragam hias, bahan, maupun tekniknya. Kita dapat mengapresiasi (menilai) karya kerajinan berdasarkan ciri atau keistimewaan tersebut. Ragam hias banyak terdapat pada karya kerajinan seperti batik, ukiran, dan topeng.
Karya kerajinan disebut karya. Indonesia memiliki banyak jenis karya kriya. Jenis kerajinan nusantara dibedakan menjadi tiga yaitu berdasarkan bahan baku, berdasarkan sifat bahnnya, dan berdasarkan fungsinya. Berikut ini penjelasan mengenai karya kerajinan Nusantara.
1. Apresiasi Terhadap Karya Batik
Seni Batik adalah pembentukan gambar pada kain dengan menggunakan teknik tutup celup dengan menggunakan lilin atau malam sebagai perintang dan zat pewarna pada kain. Seni Batik merupakan karya warisan budaya bangsa Indonesia yang telah mengalami perkembangan seiring dengan perjalanan waktu. Perkembangan yang terjadi telah membuktikan bahwa seni kerajinan batik sangat dinamis dan dapat menyesuaikan dirinya baik dalam dimensi bentuk, ruang, dan waktu.
Gambar di bawah (kiri) menunjukkan batik dari Surakarta. Ragam hias batik tersebut dinamakan parang seling huk. Sebagaimana kebanyakan ragam hias batik Surakarta, batik tersebut bercorak geometris. Ciri batik Surakarta yang lain yaitu warna-warnanya yang kalem, dan monoton.
Lain halnya Gambar yang kedua (kanan) menunjukkan batik dari Garut, ragam hias batik tersebut dinamakan merak ngibing. Batik dari Garut termasuk batik pesisir. Sebagaimana kebanyakan ragam hias batik pesisir, batik tersebut tampak naturalis, berwarna cerah, dan memiliki motif yang bervariatif.
2. Apresiasi Terhadap Tas Daun Sagu dan Tenun Ulap Doyo
Salah satu dari kekayaan hutan Indonesia yang cukup signifikan yakni tanaman sagu (Metroxylon). Mengapa sagu termasuk kekayaan Indonesia? Sebab, dari total area hutan sagu di dunia, Indonesia memiliki satu juta hektar hutan sagu yang tersebar di beberapa provinsi atau menguasai 51.3% hutan sagu di dunia. Sebaran lahan pohon sagu terbesar di Indonesia terdapat di beberapa wilayah yaitu Papua, Maluku, Riau, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
Gambar kiri menunjukkan tas daun sagu. Tas daun sagu banyak dibuat di Papua, sebab di Papua daun sagu melimpah. Tas daun sagu dibuat dengan teknik menganyam. Keistimewaan tas daun sagu terletak pada bahannya yang bersifat alami, serta motif-motif anyaman yang geometris.
Tenun Ulap Doyo atau Kain Ulap Doyo merupakan seni menenun kain dari suku Dayak Benuaq di Tanjung Isuy, Kabupaten Kutai, Samarinda, Kalimantan Timur. Disebut Doyo karena bahan utamanya adalah serat daun Doyo.
Kain tenun merupakan hasil kerajinan dari Kalimantan Timur. Keistimewaan kain ini terletak pada bahan baku serta motifnya. Kain tenun ini dibuat dari serat ulap (daun) doyo, oleh karena itu dinamai tenun ulap doyo. Motif-motifnya kebanyakan berupa fi gur manusia, burung enggang, dan motif-motif khas Kalimantan Timur lainnya.
3. Apresiasi Terhadap Kerajinan Roncean
Meronce adalah teknik membuat benda pakai atau hias dari bahan biji-bijian atau manik-manik yang dirangkai dengan benang.
Kedua gambar di atas menunjukkan hasil karya kerajinan roncean, yaitu tempat pensil dan anjat (tas
tradisional Kalimantan Timur). Kerajinan roncean diminati oleh wisatawan sebagai cenderamata. Keistimewaan kerajinan roncean dari Kalimantan Timur terletak pada bahan, teknik, dan motifnya.
Benda pakai seperti tempat pensil, dompet, dan anjat dibuat dari manik-manik berwarna-warni dengan ukuran yang sangat kecil. Untuk merangkainya diperlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Kendati manik-manik yang dirangkai sangat kecil, namun ke rajinan manik-manik Kalimantan Timur tetap tampil dengan motif-motif geometris yang rumit dan indah.
Motif pada kerajinan manik-manik kebanyak an mengambil motif tradisional daerah setempat yang biasa diterapkan juga pada ukiran dan kain.
4. Apresiasi Kerajinan Kipas Bali
Kipas bali banyak dibeli wisatawan sebagai cenderamata. Mereka menganggap kipas bali unik dan menarik. Kipas Bali adalah salah satu kerajinan tangan di bali yang sangat unik serta memiliki nilai seni yang tinggi. Kepet (Kipas) bukan sekadar benda untuk berangin-angin. Dalam jagat seni tari, kipas punya fungsi estetik dan simbolik yang banyak dihadirkan pada ekspresi tarian di berbagai belahan dunia, khususnya di kawasan Asia.
Di Bali, tak sedikit bentuk seni tari yang merpergunakan properti kipas sebagai pendukung totalitas ungkapan isi dan penampilannya seperti dapat disimak dari tari klasik Legong Keraton hingga tari modern kebyar Tarunajaya. Jenis-jenis kipas dengan design dan warna yang beragam membuat.
Kipas-kipas ini terbuat dari kayu dan ada juga yang dikombinasi dengan kertas maupun kain.Pembuatan Kipas dikerjakan oleh tangan-tangan trampil orang Bali, yang mana bahannya dipilih ada dari kayu Cendana, kombinasi dengan Kain dengan aneka warna dan tambahan pernik-pernik unik yang mempercantik penampilan kipas bali.
Dengan demikian, seni kerajinan lahir dari sifat rajin, terampil atau keprigelan tangan manusia, yang dapat menghasilkan benda - benda pakai maupun benda - benda hias, baik sebagai benda penghias interior maupun benda hias eksterior. Oleh karena itu seni kerajinan di samping memiliki nilai guna juga memiliki nilai - nilai budaya
Karya kerajinan dari tiap daerah memiliki ciri atau keistimewaan, baik dalam ragam hias, bahan, maupun tekniknya. Kita dapat mengapresiasi (menilai) karya kerajinan berdasarkan ciri atau keistimewaan tersebut. Ragam hias banyak terdapat pada karya kerajinan seperti batik, ukiran, dan topeng.
Karya kerajinan disebut karya. Indonesia memiliki banyak jenis karya kriya. Jenis kerajinan nusantara dibedakan menjadi tiga yaitu berdasarkan bahan baku, berdasarkan sifat bahnnya, dan berdasarkan fungsinya. Berikut ini penjelasan mengenai karya kerajinan Nusantara.
- Berdasarkan bahan baku. Berdasarkan bahan bakunya ada berbagai jenis karya kerajinan, diantaranya yaitu :Karya kerajinan tekstil, Karya kerajinan kulit, Karya kerajinan bambu, Karya kerajinan rotan, Karya kerajinan kayu, dan Karya kerajinan tembikar
- Berdasarkan sifat bahannya. Berdasarkan sifat bahannya, karya kerajinan dapat dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama Karya kerajinan bahan lunak. Bahan-bahan lunak meliputi bahan-bahan yang mudah dibentuk, misalnya tanah liat. Jenis karya kerajinan dari bahan lunak yaitu peralatan rumah tangga dari gerabah dan berbagai hiasan keramik. Kedua Karya kerajinan bahan keras. Bahan keras adalah bahan yang sifatnya keras dan sulit dibentuk. Untuk membentuknya diperlukan teknik dan alat khusus. Contoh karya kerajinan dari bahan keras yaitu mebel kayu, tas rotan, dan cindera mata dari bahan batu atau kayu. Ketiga Karya kerajinan bahan semi keras. Bahan semi keras adalah bahan yang sifatnya tidak lunak, tetapi juga tidak keras. Contoh kerajinan dari bahan semi keras yaitu hiasan dari foam atau gabus, kreasi bunga dari kertas dan kelobot jagung, serta kreasi benda pakai dari kain perca.
- Berdasarkan fungsi. Jenis karya kerajinan berdasarkan fungsinya sebagai berikut. Pertama Karya kerajinan benda pakai. Kerajinan benda pakai meliputi segala bentuk kerajinan yang dipakai sebagai alat, wadah, atau dikenakan pada tubuh manusia. Contoh benda (karya) pakai antara lain berupa pakaian, tas, sepatu, sandal, kain sprei, ikat pinggang, dompet, dan peralatan makan. Kedua Karya kerajinan benda hias. Kerajinan benda hias meliputi segala bentuk kerajinan yang dibuat dengan tujuan untuk dipajang atau digunakan sebagai hiasan. Contoh benda hias, yaitu patung, kaligrafi hiasan dinding, lukisan kruistik, dan kipas hias.
1. Apresiasi Terhadap Karya Batik
Seni Batik adalah pembentukan gambar pada kain dengan menggunakan teknik tutup celup dengan menggunakan lilin atau malam sebagai perintang dan zat pewarna pada kain. Seni Batik merupakan karya warisan budaya bangsa Indonesia yang telah mengalami perkembangan seiring dengan perjalanan waktu. Perkembangan yang terjadi telah membuktikan bahwa seni kerajinan batik sangat dinamis dan dapat menyesuaikan dirinya baik dalam dimensi bentuk, ruang, dan waktu.
Gambar di bawah (kiri) menunjukkan batik dari Surakarta. Ragam hias batik tersebut dinamakan parang seling huk. Sebagaimana kebanyakan ragam hias batik Surakarta, batik tersebut bercorak geometris. Ciri batik Surakarta yang lain yaitu warna-warnanya yang kalem, dan monoton.
Lain halnya Gambar yang kedua (kanan) menunjukkan batik dari Garut, ragam hias batik tersebut dinamakan merak ngibing. Batik dari Garut termasuk batik pesisir. Sebagaimana kebanyakan ragam hias batik pesisir, batik tersebut tampak naturalis, berwarna cerah, dan memiliki motif yang bervariatif.
2. Apresiasi Terhadap Tas Daun Sagu dan Tenun Ulap Doyo
Salah satu dari kekayaan hutan Indonesia yang cukup signifikan yakni tanaman sagu (Metroxylon). Mengapa sagu termasuk kekayaan Indonesia? Sebab, dari total area hutan sagu di dunia, Indonesia memiliki satu juta hektar hutan sagu yang tersebar di beberapa provinsi atau menguasai 51.3% hutan sagu di dunia. Sebaran lahan pohon sagu terbesar di Indonesia terdapat di beberapa wilayah yaitu Papua, Maluku, Riau, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
Gambar kiri menunjukkan tas daun sagu. Tas daun sagu banyak dibuat di Papua, sebab di Papua daun sagu melimpah. Tas daun sagu dibuat dengan teknik menganyam. Keistimewaan tas daun sagu terletak pada bahannya yang bersifat alami, serta motif-motif anyaman yang geometris.
Tenun Ulap Doyo atau Kain Ulap Doyo merupakan seni menenun kain dari suku Dayak Benuaq di Tanjung Isuy, Kabupaten Kutai, Samarinda, Kalimantan Timur. Disebut Doyo karena bahan utamanya adalah serat daun Doyo.
Kain tenun merupakan hasil kerajinan dari Kalimantan Timur. Keistimewaan kain ini terletak pada bahan baku serta motifnya. Kain tenun ini dibuat dari serat ulap (daun) doyo, oleh karena itu dinamai tenun ulap doyo. Motif-motifnya kebanyakan berupa fi gur manusia, burung enggang, dan motif-motif khas Kalimantan Timur lainnya.
3. Apresiasi Terhadap Kerajinan Roncean
Meronce adalah teknik membuat benda pakai atau hias dari bahan biji-bijian atau manik-manik yang dirangkai dengan benang.
Kedua gambar di atas menunjukkan hasil karya kerajinan roncean, yaitu tempat pensil dan anjat (tas
tradisional Kalimantan Timur). Kerajinan roncean diminati oleh wisatawan sebagai cenderamata. Keistimewaan kerajinan roncean dari Kalimantan Timur terletak pada bahan, teknik, dan motifnya.
Benda pakai seperti tempat pensil, dompet, dan anjat dibuat dari manik-manik berwarna-warni dengan ukuran yang sangat kecil. Untuk merangkainya diperlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Kendati manik-manik yang dirangkai sangat kecil, namun ke rajinan manik-manik Kalimantan Timur tetap tampil dengan motif-motif geometris yang rumit dan indah.
Motif pada kerajinan manik-manik kebanyak an mengambil motif tradisional daerah setempat yang biasa diterapkan juga pada ukiran dan kain.
4. Apresiasi Kerajinan Kipas Bali
Kipas bali banyak dibeli wisatawan sebagai cenderamata. Mereka menganggap kipas bali unik dan menarik. Kipas Bali adalah salah satu kerajinan tangan di bali yang sangat unik serta memiliki nilai seni yang tinggi. Kepet (Kipas) bukan sekadar benda untuk berangin-angin. Dalam jagat seni tari, kipas punya fungsi estetik dan simbolik yang banyak dihadirkan pada ekspresi tarian di berbagai belahan dunia, khususnya di kawasan Asia.
Di Bali, tak sedikit bentuk seni tari yang merpergunakan properti kipas sebagai pendukung totalitas ungkapan isi dan penampilannya seperti dapat disimak dari tari klasik Legong Keraton hingga tari modern kebyar Tarunajaya. Jenis-jenis kipas dengan design dan warna yang beragam membuat.
Kipas-kipas ini terbuat dari kayu dan ada juga yang dikombinasi dengan kertas maupun kain.Pembuatan Kipas dikerjakan oleh tangan-tangan trampil orang Bali, yang mana bahannya dipilih ada dari kayu Cendana, kombinasi dengan Kain dengan aneka warna dan tambahan pernik-pernik unik yang mempercantik penampilan kipas bali.