INDRAJIT atau MEGANANDA (pedalangan Jawa) adalah putra mahkota negara Alengka. Ia adalah putra Prabu Rahwana/ Dasamuka dengan permaisuri Dewi Tari, putri Bathara Indra dengan Dewi Wiyati. Indrajid mempunyai beberapa orang saudara seayah lain ibu masing-masing bernama ; Pratalamariyam dari ibu Dewi Urangrayung, Yaksadewa, Trisirah dan Trimuka dari ibu Dewi Wisandi serta Trimurda.
Selain sakti, Indrajid juga menpunyai pusaka-pusaka andalan yang tiada tanding, antara lain; Panah Nagapasa, Senjata Rantai dan Ajisirep Megananda.
Selain sakti, Indrajid juga menpunyai pusaka-pusaka andalan yang tiada tanding, antara lain; Panah Nagapasa, Senjata Rantai dan Ajisirep Megananda.
Ia juga mempunyai kereta perang yang ditarik raksasa berkepala singa bernama Yaksasinga. Indrajid mepunyai sifat mudah naik darah, wataknya bengis, kejam dan mau menangnya sendiri.
Baca pula : Indrajit Gugur
Ia merupakan senapati perang andalan Prabu Dasamuka yang bertugas menaklukan negara-negara sekitarnya, Indrajid mempunyai seorang istri bernama Dewi Sumbaga, putri dari negara Kotawindu.
Pada waktu pecah perang besar Alengka, negara Alengka diserang balatentara kera Prabu Rama dalam upaya membebaskan Dewi Sinta yang disekap Prabu Dasamuka, Indrajid tampil sebagai senapati perang Alengka. Ia berperang melawan Jaya Anggada saudara sepupunya sendiri., putra Resi Subali dengan Dewi Tara.
Keduanya sama-sama sakti dan perkasa. Perang antara kedua cucu Bathara Indra itu berlangsung seru dan dahsyat, disaksikan para Dewa dan bidadari. Tapi akhirnya, Indrajid dapat dibinasakan oleh Laksamana dengan panah sakti Surawijaya.
Versi lain :
Menurut versi pewayangan Jawa, Indrajit bukan putra kandung Rahwana, melainkan hasil ciptaan Wibisana. Saat itu istri Rahwana yang bernama Dewi Kanung sedang mengandung bayi perempuan reinkarnasi seorang pertapa wanita bernama Widawati. Rahwana bersumpah akan menikahi putrinya itu jika kelak lahir, karena Widawati merupakan cinta pertamanya.
Ketika Kanung melahirkan, Rahwana sedang berada di luar istana. Wibisana segera mengambil bayi perempuan tersebut dan dihanyutkan ke sungai dalam sebuah peti. Bayi itu terbawa arus sampai ke Kerajaan Mantili dan ditemukan oleh raja negeri tersebut yang bernama Janaka. Janaka memungut bayi putri Rahwana tersebut sebagai anak angkat dengan diberi nama Sinta.
Sementara itu, Wibisana menciptakan bayi laki-laki dari segumpal awan yang diberi nama Indrajit. Bayi Indrajit diserahkan kepada Rahwana. Rahwana kecewa dan berniat membunuh Indrajit. Ternyata semakin dihajar Indrajit justru semakin tumbuh dewasa. Rahwana berubah pikiran dan mengakuinya sebagai anak.
Indrajit kemudian bertempat tinggal di Kasatrian Bikukungpura. Istrinya seorang bidadari bernama Dewi Indrarum.
Dalam perang besar melawan bala tentara Sri Rama, Indrajit mengerahkan pusaka Nagapasa. Muncul ribuan ular menyerang pasukan Wanara. Namun semua itu dapat ditaklukkan oleh burung Garuda ciptaan Laksmana. Indrajit kemudian mengerahkan ilmu Sirep Begananda, membuat Rama, Laksmana, dan seluruh pengikut mereka roboh tak berdaya. Mereka tertidur bagaikan orang mati.
Hanya Wibisana dan Hanoman yang tetap terjaga. Hanoman berangkat ke Gunung Maliyawan untuk mengambil tanaman Sandilata, sedangkan Wibisana menghadapi Indrajit. Wibisana menceritakan asal usul Indrajit yang sebenarnya. Indrajit akhirnya sadar bahwa selama ini ia bersalah telah membela angkara murka Rahwana. Ia pun meminta agar Wibisana mengembalikan dirinya ke asal-muasalnya.
Indrajit kemudian mengheningkan cipta, sedangkan Wibisana melepaskan pusaka Dipasanjata ke arahnya. Tubuh Indrajit pun musnah seketika, dan kembali menjadi awan putih di angkasa.
Untuk membaca kisah lengkap Ramayana silakan Klik Disini.
Baca pula : Indrajit Gugur
Ia merupakan senapati perang andalan Prabu Dasamuka yang bertugas menaklukan negara-negara sekitarnya, Indrajid mempunyai seorang istri bernama Dewi Sumbaga, putri dari negara Kotawindu.
Pada waktu pecah perang besar Alengka, negara Alengka diserang balatentara kera Prabu Rama dalam upaya membebaskan Dewi Sinta yang disekap Prabu Dasamuka, Indrajid tampil sebagai senapati perang Alengka. Ia berperang melawan Jaya Anggada saudara sepupunya sendiri., putra Resi Subali dengan Dewi Tara.
Keduanya sama-sama sakti dan perkasa. Perang antara kedua cucu Bathara Indra itu berlangsung seru dan dahsyat, disaksikan para Dewa dan bidadari. Tapi akhirnya, Indrajid dapat dibinasakan oleh Laksamana dengan panah sakti Surawijaya.
Versi lain :
Menurut versi pewayangan Jawa, Indrajit bukan putra kandung Rahwana, melainkan hasil ciptaan Wibisana. Saat itu istri Rahwana yang bernama Dewi Kanung sedang mengandung bayi perempuan reinkarnasi seorang pertapa wanita bernama Widawati. Rahwana bersumpah akan menikahi putrinya itu jika kelak lahir, karena Widawati merupakan cinta pertamanya.
Ketika Kanung melahirkan, Rahwana sedang berada di luar istana. Wibisana segera mengambil bayi perempuan tersebut dan dihanyutkan ke sungai dalam sebuah peti. Bayi itu terbawa arus sampai ke Kerajaan Mantili dan ditemukan oleh raja negeri tersebut yang bernama Janaka. Janaka memungut bayi putri Rahwana tersebut sebagai anak angkat dengan diberi nama Sinta.
Sementara itu, Wibisana menciptakan bayi laki-laki dari segumpal awan yang diberi nama Indrajit. Bayi Indrajit diserahkan kepada Rahwana. Rahwana kecewa dan berniat membunuh Indrajit. Ternyata semakin dihajar Indrajit justru semakin tumbuh dewasa. Rahwana berubah pikiran dan mengakuinya sebagai anak.
Indrajit kemudian bertempat tinggal di Kasatrian Bikukungpura. Istrinya seorang bidadari bernama Dewi Indrarum.
Dalam perang besar melawan bala tentara Sri Rama, Indrajit mengerahkan pusaka Nagapasa. Muncul ribuan ular menyerang pasukan Wanara. Namun semua itu dapat ditaklukkan oleh burung Garuda ciptaan Laksmana. Indrajit kemudian mengerahkan ilmu Sirep Begananda, membuat Rama, Laksmana, dan seluruh pengikut mereka roboh tak berdaya. Mereka tertidur bagaikan orang mati.
Hanya Wibisana dan Hanoman yang tetap terjaga. Hanoman berangkat ke Gunung Maliyawan untuk mengambil tanaman Sandilata, sedangkan Wibisana menghadapi Indrajit. Wibisana menceritakan asal usul Indrajit yang sebenarnya. Indrajit akhirnya sadar bahwa selama ini ia bersalah telah membela angkara murka Rahwana. Ia pun meminta agar Wibisana mengembalikan dirinya ke asal-muasalnya.
Indrajit kemudian mengheningkan cipta, sedangkan Wibisana melepaskan pusaka Dipasanjata ke arahnya. Tubuh Indrajit pun musnah seketika, dan kembali menjadi awan putih di angkasa.
Untuk membaca kisah lengkap Ramayana silakan Klik Disini.